play_arrow

keyboard_arrow_right

Listeners:

Top listeners:

skip_previous skip_next
00:00 00:00
chevron_left
  • cover play_arrow

    Bens Radio 106.2 FM Jakarta

Kabar Anget

program sandiwara komedi radio “Boleh Ketawa Boleh Donk”, salah satu program unggulan hasil kolaborasi antara Bens Radio 106.2 FM dan PaSKI Pengda Banten

today27/04/2025

Background

Bensradio.com – Jakarta – Gelak tawa kembali menggema dari gelombang udara lewat program sandiwara komedi radio “Boleh Ketawa Boleh Donk”, salah satu program unggulan hasil kolaborasi antara Bens Radio 106.2 FM dan PaSKI Pengda Banten ini menyuguhkan kombinasi unik antara humor segar dan edukasi yang mengena, dibungkus dalam cerita khas kampung urban yang dekat dengan keseharian pendengar.

Boleh Ketawa Boleh Donk

Episode kali ini menghadirkan formasi pemain yang sudah tak asing lagi, Yadi Sembako sebagai Pak RT, sosok idealis yang mudah tersulut emosi, Mono Cocok, pengangguran banyak acara, Iing Demplon, si centil kritis dan nyentrik, Dr. Zavier, sang dokter andalan warga, serta Daus Rojali sebagai Mr. Bule, WNA yang ‘tersesat’ dan kini menetap di kampung Boleh Ketawa.

Cerita dibuka dengan situasi Pak RT yang terlihat serius membaca koran yang membahas isu politik dan ekonomi terbaru. Namun, momen damai itu buyar ketika Mr. Bule tiba-tiba datang dan langsung ingin membereskan koran yang masih dibaca.

Aduh, Mr. Bule! Itu koran belum selesai dibaca! Jangan asal angkut dong!” protes Pak RT dengan nada tinggi.

Iing Demplon yang mengamati dari kejauhan mencoba menengahi—dengan cara khasnya yang justru makin memancing emosi.

Sabar ya, Mr. Bule. Tunggu Pak RT selesai baca dulu. Sambil nunggu, kamu bisa tarik kursinya dulu,” celetuk Iing yang membuat Pak RT makin tantrum.

Ketegangan meningkat saat Mono Cocok ikut nimbrung.

Mr. Bule emang kebiasaan… koran masih dibaca udah mau di-kiloin aja!” ujarnya sewot.

Warga memang sudah paham dengan gaya hidup Mr. Bule yang gemar mengumpulkan barang bekas. Meski inisiatifnya dalam menjaga lingkungan patut diacungi jempol, tak jarang ia kelewat percaya diri hingga ikut-ikut ‘mengamankan’ barang yang masih dipakai warga.

Baca Juga Abang None :  Jakarta Fair 2023 Resmi Ditutup, Bukukan Transaksi Rp7,3 Triliun

Pak RT sadar nggak sih? Dari kipas angin bekas, dispenser rusak, casing laptop, stempel RT, gayung mandi, sampai sandal jepit mushola… semua hilang! Kayaknya sih ada yang ngumpulin buat ‘recycle’, tapi siapa ya kira-kira pelakunya?” sindir Mono sambil melirik ke arah Mr. Bule.

Untungnya, ketegangan perlahan mereda saat tokoh Dr. Zavier hadir di tengah kampung Boleh Ketawa. Ia memberikan edukasi seputar isu kesehatan ringan yang tengah marak, seperti diare dan penyakit mata menular yang sedang terjadi di lingkungan kampung.

 

Dengan gaya komunikatif dan mudah dipahami, ia juga membagikan tips penting seperti cara mencuci tangan yang benar dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Terkadang, virus itu nggak kelihatan. Tapi dengan pola hidup bersih, kita bisa cegah banyak penyakit,” tegas Dr. Zavier.

Di balik layar, para pemain membagikan kesan mereka terhadap pengalaman bermain dalam sandiwara radio.

Yadi Sembako menilai bahwa tampil di sandiwara radio justru memiliki tantangan tersendiri.

Baca Juga Abang None :  Mungkin anda bingung apa sih " Pasar Segar By People Cloud " ?

“Kalau di TV, ekspresi bisa dibantu visual. Tapi di radio, semuanya harus kuat dari suara. Intonasi, tempo, dan cara kita membawakan dialog sangat menentukan hidup tidaknya cerita.” Jelas Yadi.

Senada dengan itu, Mono Cocok menyebut sandiwara radio sebagai panggung imajinasi yang membebaskan.

“Pendengar punya ruang sendiri untuk membayangkan apa yang sedang terjadi. Setiap kepala bisa punya versi kampung Boleh Ketawa masing-masing. Itu yang bikin unik.” sahut Mono antusias.

Iing Demplon juga mengungkapkan kecintaannya pada improvisasi.
Kadang pembahasan bisa melebar jauh dari skrip. Tapi justru di situ letak serunya. Improvisasi bikin cerita terasa hidup dan lebih real.” tambah Iing.

Sementara itu, Daus Rojali, sang Mr. Bule, mengaku senang bisa berpartisipasi dalam format yang berbeda dari biasanya.

Baca Juga Abang None :  Parade Qurban Human Initiative Warnai Awal Qurban Week 2025 di Berbagai Kota

“Ini pengalaman pertama saya bergabung dalam sandiwara radio bareng komedian dan praktisi kesehatan. Ternyata menyenangkan banget. Formatnya ringan tapi edukatif. Bisa bikin ketawa sambil belajar.” tutupnya bersemangat.

 

Boleh Ketawa Boleh Donk tak sekadar hiburan, tapi juga menjadi medium penyampaian informasi yang efektif dan menyenangkan. Cerita-cerita khas warga kampung yang penuh dinamika, dibalut humor dan nilai edukatif, menjadikan sandiwara radio ini layak ditunggu di setiap episode.

Baca Juga Artikel menarik lainnya Di kabar Anget

Written by: Denny Zay

Post comments (0)

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *