Menurut Sandi saat ini pihaknya tengah menyiapkan 5 destinasi wisata super prioritas atau dikenal sebagai program Bali Baru yang nantinya akan ditargetkan untuk menggaet pasar domestik untuk berwisata di destinasi wisata Indonesia.
“Ada Rp150 triliun dana yang teralokasi oleh wisatawan nusantara untuk berwisata ke luar negeri. Kami ingin dengan hadirnya 5 destinasi super prioritas yang baru, dengan kawasan strategis pariwisata nasional ini kita bisa bisa mengambil peluang atau realokasi dari sebagian dana masyarakat yang habis untuk berwisata di luar negeri,” ujar Sandi dalam webinar bertajuk “Reimagining the Future of Indonesia”, Senin.
Baca juga: Menparekraf ingatkan desa wisata disiplin terapkan protokol kesehatan
Baca juga: Pandemi percepat digitalisasi pariwisata
Seperti yang diketahui, Pemerintah Indonesia sejak akhir 2019 merencanakan untuk mengembangkan 5 destinasi wisata yang disebut dengan program 5 Bali Baru.
Ada pun 5 tempat destinasi wisata yang dicanangkan untuk dikembangkan menjadi super prioritas oleh Kemenparekraf adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika-Lombok (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Sandi menyebutkan target penyelesaian 5 destinasi wisata itu diharapkan rampung pada akhir 2021 setelah sebelumnya sempat mundur dari rencana awal yang ditargetkan selesai pada akhir 2020.
“Kita upayakan wisatawan domestik bisa jadi andalan dan tulang punggung kita. Kita ambil peran yang ditinggal. Istilahnya replacement value,” ujar Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun mengatakan potret pariwisata Indonesia ke depannya akan berubah mengikuti adaptasi kebiasaan baru.
Ia mengatakan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia kini tengah menggodok pariwisata yang personalized, customized, localize, dan smaller size.
“Personalized artinya wisatanya bersifat pribadi, yang hanya untuk keluarga saja. Tidak perlu ikut tur,” kata Sandi.
Selanjutnya untuk customized, para pelaku usaha pariwisata menyiapkan wisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan seperti alam hijau terbuka, atau pantai, atau bahkan menyiapkan pengalaman budaya lokal lewat desa wisata.
Localized artinya wisata yang disiapkan untuk masyarakat domestik bisa dihadirkan tanpa jarak yang jauh atau dekat dari rumah. Localized yang dicontohkan Sandi misalnya wisata bisa ditempuh hanya berkendara dengan mobil sejauh 250 kilometer.
Serta yang terakhir adalah Smaller Size, artinya tempat wisata tidak menampung terlalu banyak orang sehingga dapat menjadi lebih longgar dan luas untuk dieksplorasi.
“Para pelaku wisata lokal mereka ini fokus menyediakan wisata untuk wisatawan yang berbasis kesehatan dan keselamatan. Saya yakin wisatawan nusatara akan kembali jumlahnya dan dengan ditingkatkannya sertifikasi CHSE. Bulan- bulan ke depan akan kami gaspol sehingga 34 juta pelaku ekonomi kreatif bukan hanya bisa bertahan tapi mampu menangkap peluang jadi pemenang,” tutup Sandi.
Baca juga: Aceh Travel Mart 2.0 digelar demi dukung parekraf lokal
Baca juga: Wisata “outdoor” pilihan destinasi aman masa pandemi
Baca juga: Wisata religi bisa bantu pulihkan pariwisata Borobudur
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/2056102/wisatawan-domestik-kunci-pemulihan-ekonomi-pariwisata-indonesia
Written by: Bens Radio
Post comments (0)