“Saya mohon bantuan bapak dan ibu, mari kita menggunakan batik Kota Tarakan, sehingga perajin batik Tarakan tidak mati suri,” kata Rujiah di Tarakan, Sabtu, dalam acara peragaan busana batik Tarakan 2021 dengan tema “Tarakan Cultural Identity”.
Diungkapkannya bahwa perajin batik Tarakan mati suri, karena tidak ada pembelinya, walaupun produksinya banyak.
Baca juga: Keindahan Sekar Jagad dalam rancangan busana
“Sekarang inilah waktunya membuka mata bapak ibu semua, agar tahu batik Tarakan itu seperti apa dan kualitasnya juga tidak memalukan,” kata Rujiah.
Sementara itu, pada acara Fimela Manificient 11 batik Tarakan kembali diangkat ke pentas nasional.
“Pada acara Fimela kami mendapatkan 5.000 penonton, Alhamdulillah dengan 5.000 penonton kami kebagian produksi yang lebih banyak,” katanya.
Bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM serta sebuah media nasional, Fimela, Batik Tarakan tampil mempesona berkat kreasi perancang ternama Indonesia Dana Maulana dari Danjyo Hyoji Fashion Designer, pada Jumat (28/5) di Hermitage Hotel Jakarta.
Baca juga: Pedagang batik Pekalongan terdampak pandemi berkepanjangan
Selain itu, Dekranasda menyampaikan idenya untuk Pemkot Tarakan terkait pemakaian ikat kepala singal batik Tarakan untuk pegawai di lingkungannya pada hari Kamis.
“Singal ini juga diproduksi oleh Dekranasda untuk peningkatan ekonomi kreatif, kami memasarkan singal untuk PNS yang digunakan PNS,” katanya.
Diharapkan pegawai BUMN dan BUMD dapat mengikuti pemakaian singal batik Tarakan seperti di lingkungan Pemkot Tarakan.
Baca juga: Kemenperin terus tingkatkan daya saing industri kerajinan dan batik
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/2221534/ketua-dekranasda-ajak-masyarakat-tarakan-kenakan-batik-lokal
Written by: Bens Radio
Post comments (0)