Bens Radio 106.2 FM Jakarta
Wanita yang akrab disapa NoRiYu ini senang sekali ide penelitiannya tentang bunuh diri diangkat ke layar lebar dan bisa disaksikan secara luas oleh masyarakat.
Penelitiannya yang kemudian menjadi tesis berjudul “Aspek Biopsikososial Tindakan Bunuh Diri Dua Pelukis di Yogyakarta”, yang merupakan syarat kelulusan pada Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa di FKUI.
“Penelitian itu menggunakan pendekatan autopsi psikologis saat kedua pelukis sudah wafat. Selain wawancara kualitatif dengan banyak responden, juga saya melakukan penelitian secara etnografis dengan mendatangi studio lukis, galeri, lokasi bunuh diri, warung langganan, juga melakukan triangulasi data dengan menganalisa lukisan karya kedua pelukis dengan bantuan kurator dan psikiater dari University of Melbourne, Dr Eugen Koh,” kata NoRiYu melalui keterangannya, Senin.
Baca juga: Nova Riyanti Yusuf dapat rekor MURI sebagai pembicara kesehatan jiwa
Baca juga: Media sosial pemicu depresi terbesar remaja
Lebih lanjut, tesis tersebut sudah dibukukan dengan judul “Jelajah Jiwa Hapus Stigma: Autopsi Psikologis Bunuh Diri Dua Pelukis” dan diterbitkan pada tanggal 11 Maret 2020.
Falcon Pictures ternyata tertarik dengan buku tersebut dan menginginkan hasil tesis tersebut diangkat ke film dan didistribusikan secara digital melalui layanan streaming.
“Film bergenre psikologis dengan tindakan bunuh diri sebagai peristiwa sentral rasanya belum pernah diproduksi di Indonesia. Jadi saya ingin saat produksi film ini berlangsung harus sangat berhati-hati. Selain berharap film ini dapat dinikmati masyarakat, juga mampu mengambil peran besar untuk upaya pencegahan bunuh diri di Indonesia,” kata dia.
NoRiYu dan Falcon Pictures telah menyepakati perjanjian kerja untuk pengalihan hak atas buku karya NoRiYu menjadi film digital streaming yang bisa disaksikan di kanal antara lain KlikFilm, Disney+ Hotstar, dan Netflix. Ia pun akan terlibat sebagai penulis skenario.
NoRiYu sebelumnya pernah terlibat menulis skenario untuk film layar lebar “Merah Itu Cinta” yang mendapatkan 7 nominasi Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2007.
Ia juga pernah masuk dalam Generasi “Sastra Wangi” bersama Ayu Utami, Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu, dan Fira Basuki.
Hasil tesisnya tersebut merupakan buku/karya ke-13 yang ia hasilkan sejak menerbitkan buku “Mahadwa Mahadewi” pada tahun 2003.
Inisiator RUU Kesehatan Jiwa ini mengungkapkan dirinya mewarisi darah menulis dari pihak ibu.
Kakeknya bernama D. Suradji adalah pemilik percetakan dan penerbitan Haruman Hidup, sesepuh PWI, dan seorang sastrawan Malioboro seperti tercantum dalam buku karya Farida Soemargono berjudul “Sastrawan Malioboro: 1945 – 1960 Dunia Jawa dalam Kesusastraan Indonesia.”
Baca juga: Falcon Pictures rilis cuplikan foto film “Keluarga Slamet”
Baca juga: Cerita adu akting Vanesha Prescila, Dikta & Rizky Febian di film KATA
Baca juga: Falcon Pictures cari penulis naskah lewat “Star Script Hunt”
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/2160278/tesis-nova-riyanti-yusuf-diadaptasi-menjadi-film
Written by: admin
Tesis Nova Riyanti Yusuf diadaptasi menjadi film H Beno Benyamin
Tesis Nova Riyanti Yusuf diadaptasi menjadi film H.Beno Benyamin
Post comments (0)