Menurut keterangan yang diterima ANTARA, Jumat, video musik yang disutradarai Gilbert March ini menampilkan berbagai keragaman khas Indonesia yang cantik dan menarik, mulai dari budaya hingga keindahan floranya.
“Raya and the Last Dragon” yang mengambil inspirasi dari budaya Asia Tenggara, termasuk Indonesia ini dituangkan ke dalam empat set, yaitu wayang, batik, pencak silat, dan keindahan alam yang mirip dengan Indonesia.
Selain pada set, elemen budaya ini juga dituangkan melalui kostum yang digunakan oleh Via, yaitu baju dengan motif batik Megamendung karya desainer lokal Ernesto Abram.
“Konsep video klip ini sangat simpel, namun saya berusaha untuk dapat memperlihatkan keragaman budaya Indonesia kepada dunia sekaligus membawa elemen budaya Indonesia dari film ini lebih dekat dengan para penggemar,” ujar Gilbert March.
Baca juga: Raisa tampil di lagu “Trust Again” dari “Raya and the Last Dragon”
Baca juga: Seniman Indonesia terlibat di film Disney “Raya and the Last Dragon”
Lebih lanjut, March mengatakan bahwa video juga menampilkan sembilan motif batik dari berbagai daerah di Indonesia. Sutradara mengatakan ia berusaha untuk menemukan kain batik yang otentik dan beragam untuk menggambarkan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Bekerja sama dengan Kuklik Batik, platform pasar batik yang diresmikan oleh Kemendikbud dan diinisiasi oleh Yayasan Canting Batik Indonesia, kain-kain batik yang ditampilkan dalam video klip “Kita Bisa” berasal dari berbagai daerah.
Tidak hanya berasal dari daerah Jawa, seperti Wonogiri, Yogyakarta, dan Cirebon, namun juga menampilkan beberapa batik dari daerah Bengkulu dan Bali.
Beberapa jenis dan motif yang ditunjukkan diantaranya, Megamendung, Parang, Poleng, Besurek, Jlamprang, Remekan, Kembang, Kawung, dan Lung-Lungan.
Selain batik, turut hadir pula Tegar Abdillah Akbar sebagai atlet PPLM (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa) provinsi DKI Jakarta, yang terlibat sebagai koreografer pencak silat dalam video klip “Kita Bisa”.
Tegar berusaha untuk menampilkan gerakan seni pencak silat dengan menggunakan kategori “Jurus Regu” yang memperlihatkan 12 jurus yang harus dilakukan secara bersamaan dengan gerakan yang kompak.
Di sisi lain, sang penyanyi Via Vallen mengungkapkan bahwa proses pembuatan video klip “Kita Bisa” merupakan produksi terbesar untuknya, dengan proses syuting video klip terlamanya, yang memakan waktu hingga 24 jam.
“Walau begitu, berkat semangat gotong royong dari semua kru yang terlibat akhirnya proses syuting berjalan lancar dan hasilnya sangat memuaskan,” ujar Via.
Keragaman dan keindahan flora Indonesia juga tak luput dari perhatian. Dalam membangun latar hutan, March dengan tim art director, Adi Djohan menggunakan pohon dan bunga asli dari Indonesia untuk menciptakan suasana tanah Kumandra yang memiliki kemiripan dan keindahan alam yang sama seperti Indonesia.
March dan Adi bekerja sama untuk membangun sebuah hutan dengan konsep hutan hujan tropis dengan menggunakan tanaman mulai dari pohon beringin, tanaman pakis, lumut, hingga anggrek. Setidaknya ada 50 spesies tanaman dan pepohonan yang ditata sedemikian rupa pada studio selebar 20 meter selama hampir 30 jam.
Sementara itu, “Raya and the Last Dragon” dibintangi oleh Kelly Marie Tran sebagai pengisi suara Raya dan Awkwafina sebagai Sisu telah hadir di bioskop-bioskop Indonesia sejak 3 Maret 2021.
Baca juga: “Raya and the Last Dragon” kisahkan keberagaman dan rasa percaya
Baca juga: Ragam budaya Asia Tenggara jadi inspirasi “Raya and the Last Dragon”
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/2051758/serba-serbi-kita-bisa-lagu-tema-film-raya-and-the-last-dragon
Written by: Bens Radio
Post comments (0)